Nama lengkap saya YUSHA NURHADYAN lahir
dikota Banjar (ciamis) 9 oktober 1994 dari dua bersaudara allhamdulilah saya
bisa menjadi anak yang pertama dan saya seorang laki-laki tulen. Nama yang
diberikan oleh kedua orangtua untuk saya mempunyai arti yaitu YUSHA/YUSA= YUceu
(YUCEU YULIANTINI) itu merupakan nama ibu kandung saya, Asep (ASEP MERANSYAH
NOOR) itu merupakan nama ayah kandung
saya jadi nama saya adalah gabungan dari nama kedua orangtua saya. Mungkin
maksudnya adalah mereka menyatukan namanya di nama buah hatinya yang sangat
mereka cintai dan NURHADYAN adalah diambil dari bahasa arab yang artinya
“Cahaya Petunjuk Allah Swt” orangtua ingin saya menjadi anak yang soleh,
cerdas, berani, berwibawa, bijaksana dan agamis.
Mengapa saya sangat cinta dengan PERSIB BANDUNG? Padahal saya bukan orang bandung asli saya lahir diBanjar akan tetapi saya dibesarkan di kota kembang ini dan saya merasa sudah sangat cinta dengan kota Bandung dari segi budaya, cuaca, agama dan Persib bukan hanya milik bandung tetapi juga milik jawabarat, indonesia bahkan mendunia.
Mencintai dan mendukung Persib Bandung adalah “HAK bukan KEWAJIBAN” artinya adalah Hak sesuatu yang boleh kita ambil dan dijalankan berarti siapapun yang cinta terhadap persib mereka sudah mengambil Hak mereka masing-masing. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib kita laksanakan seperti kewajiban dalam agama adalah shalat dan kuliah kewajiban kita sebagai mahasiswa. Mendukung persib itu tidak boleh sama sekali ada paksaan kareana mendukung persib itu harus “Make Manah!” (Pakai Hati).
Saya pertama kali mengenal Persib Bandung itu sejak duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar mendengar cerita dari orang-orang sekitar saya seperti teman-teman disekolah dan para tetangga padahal disitu sama sekali saya belum mengerti tentang permainan sepakbola dan dikeluarga saya sama sekali tiadak ada yang menyukai sepakbola. Betapa bangga dan keluh kesahnya orang-orang disekitar saya itu saat bercerita tentang Persib Bandung baik saat tim kebanggaan jawabarat itu menang maupun sedang mederita kekalahan dan disitu saya mulai tertarik dengan yang namanya Persib Bandung.
Saya mulai meminta kepada kedua orang tua untuk dibelikan baju Persib dan ingin dimasukan kedalam Sekolah Sepak Bola karena ingin mengenal lebih jauh tentang dunia sepakbola. Pada saat itu saya di masukan ke SSB lokal yang ada didaerah rumah saya yaitu SSB PSKJ (Persatuan Sepakbola Karamat Junior ) sangat bahagia dan gembira selayaknya perasaan anak kecil pada umumnya yang saya rasakan pada waktu itu dan jika ada yang bertanya soal cita-cita kepada saya dengan bangganya saya menjawab ingin menjadi pemain sepakbola Persib Bandung.
Ketika beranjak besar kira-kira pada waktu saya duduk dibangku kelas 6 SD (Sekolah Dasar) saya mulai meminta agar diizinkan menonton langsug Persib distadion akan tetapi Ayah saya menolak mentah-mentah dan tidak memberikian izin kepada saya, karena yang Ayah saya ketahui tentang persib adalah selalu rusuh dalam setiap pertandingan dan itu sangat berbahaya bagi saya, dan pada dasarnya ayah saya tidak mengerti dan tidak suka dengan olahraga sepakbola. Sampai kelas 2 smp pun saya tidak pernah merasakan bagaimana menonton persib di stadion, saya kadang selulu minder ketika teman-teman disekolah saya menceritakan bagaimana serunya menonton pertadingan persib distadion dan jika mendengar teman saya yang nonton persib ke stadion bersama kedua orangtuanya saya langsung merasa iri.
Mengapa saya sangat cinta dengan PERSIB BANDUNG? Padahal saya bukan orang bandung asli saya lahir diBanjar akan tetapi saya dibesarkan di kota kembang ini dan saya merasa sudah sangat cinta dengan kota Bandung dari segi budaya, cuaca, agama dan Persib bukan hanya milik bandung tetapi juga milik jawabarat, indonesia bahkan mendunia.
Mencintai dan mendukung Persib Bandung adalah “HAK bukan KEWAJIBAN” artinya adalah Hak sesuatu yang boleh kita ambil dan dijalankan berarti siapapun yang cinta terhadap persib mereka sudah mengambil Hak mereka masing-masing. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib kita laksanakan seperti kewajiban dalam agama adalah shalat dan kuliah kewajiban kita sebagai mahasiswa. Mendukung persib itu tidak boleh sama sekali ada paksaan kareana mendukung persib itu harus “Make Manah!” (Pakai Hati).
Saya pertama kali mengenal Persib Bandung itu sejak duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar mendengar cerita dari orang-orang sekitar saya seperti teman-teman disekolah dan para tetangga padahal disitu sama sekali saya belum mengerti tentang permainan sepakbola dan dikeluarga saya sama sekali tiadak ada yang menyukai sepakbola. Betapa bangga dan keluh kesahnya orang-orang disekitar saya itu saat bercerita tentang Persib Bandung baik saat tim kebanggaan jawabarat itu menang maupun sedang mederita kekalahan dan disitu saya mulai tertarik dengan yang namanya Persib Bandung.
Saya mulai meminta kepada kedua orang tua untuk dibelikan baju Persib dan ingin dimasukan kedalam Sekolah Sepak Bola karena ingin mengenal lebih jauh tentang dunia sepakbola. Pada saat itu saya di masukan ke SSB lokal yang ada didaerah rumah saya yaitu SSB PSKJ (Persatuan Sepakbola Karamat Junior ) sangat bahagia dan gembira selayaknya perasaan anak kecil pada umumnya yang saya rasakan pada waktu itu dan jika ada yang bertanya soal cita-cita kepada saya dengan bangganya saya menjawab ingin menjadi pemain sepakbola Persib Bandung.
Ketika beranjak besar kira-kira pada waktu saya duduk dibangku kelas 6 SD (Sekolah Dasar) saya mulai meminta agar diizinkan menonton langsug Persib distadion akan tetapi Ayah saya menolak mentah-mentah dan tidak memberikian izin kepada saya, karena yang Ayah saya ketahui tentang persib adalah selalu rusuh dalam setiap pertandingan dan itu sangat berbahaya bagi saya, dan pada dasarnya ayah saya tidak mengerti dan tidak suka dengan olahraga sepakbola. Sampai kelas 2 smp pun saya tidak pernah merasakan bagaimana menonton persib di stadion, saya kadang selulu minder ketika teman-teman disekolah saya menceritakan bagaimana serunya menonton pertadingan persib distadion dan jika mendengar teman saya yang nonton persib ke stadion bersama kedua orangtuanya saya langsung merasa iri.
Lalu tibalah dimana saya diperbolehkan
menonton langsung kestadion itu berkat “Aa andi” dia adalah saudara saya yang
sudah dewasa yang berusaha meminta ijin baik-baik dan menjelaskan sedikit kepada
ayah saya lalu hingga saya di ijinkan. Lalu saya pun menonton langsung ke
stadion dengan ditemani “Aa andi” adalah pada tahun 2008 distadion siliwangi
badung tapi sayangnya Persib dikalahkan Persija dengan skor 2-3, walaupun
pertama kalinya saya menonton langsung ke stadion harus diwarnai dengan
kekalahan persib akan tetapi menurut saya itu sangat berkesan karena pertama
kalinya saya bisa hadir langsung ditengah-tengan ribuan bobotoh yang mendukung
persib secara langsung. Disitu saya merasakan atmosfer yang sangat hebat
berjoged dan bernyanyi bersama menyanyikan lagu atau yel-yel, kadang berteriak
tujuannya adalah untuk menyemangati para pemain persib yang sedang bertanding.
Pada saat pertandingan usai semua bobotoh merasa kecewa dan marah dengan
kekalahan yang dialami persib apalagi harus kalah di kandang sendiri dan
ditangan persija yang dikenal sebagai musuh bubuyutan sejak jaman dahulu, para oknum
bobotoh sampai ada yang melempari kepolisian yang berjaga dilapangan dan
menghancurkan pagar tribun hingga sampai ada yang melakukan aksi bakar-bakaran
di tribun stadion. Pada saat itu suasana distadion sangat mencekam seusai
pertandingan berlangusung, saya sangat merasa ketakutan karena pertama kalinya
saya hadir distadion harus diwarnai oleh kericuhan. Akan tetapi saya tidak akan
pernah kapok untuk untuk hadir kembali ke stadion mendukung secara langsung
Maung Bandung yang sedang bertanding, karena saya yakin seiring berjalannya
waktu para bobotoh akan lebih dewasa dalam hal berfikir dan bertindak demi
kebaikan Persib Bandung itu sendiri. Terbukti hingga saat ini makin banyak saja
para kaum wanita dan anak-anak yang hadir langsung menyaksikan pertandingan
persib di stadion itu berarti bobotoh semakin tertib sehingga memberikan rasa
aman kepada siapa saja yang ingin mendukung langsung tim Maung Bandung yang
sedang bertanding secara bersama-sama. Pada saat pulang
kerumah ayah saya senang sekali karena saya bisa pulang dengan selamat akan
tetapi beliau mengultimatum saya agar jangan menonton persib lagi, akan tetapi “Aa
andi menjelaskan sedikit kedapa ayah saya bahwa kerusuhan yang terjadi
berlangsung sebentar dan kami langsung buru-buru keluar stadion dan kerusuhan
tersebut bukan terjadi di tribun tempat kami menonton lalu polisi pun dengan
cepat mengatasi kerusuhan tersebut. Lalu saya berungkap bahwa ‘’kalo satu kali
lagi saya menonton ke stadion dan suporternya rusuh lagi, maka ayah sayah boleh
cabut ijin saya menonton selalma-lamanya”, lalu ayah saya meng iya-kannya. Disitu
saya mulai fakum menonton persib karena saya akan menghadapi Ujian Nasional (UN)
Smp, sayapun belajar dengan giat dan rajin dan allhamdulillah sayapun
mendapatkan nilai UN Smp yang memuaskan yaitu 36,50. Hingga saya masuk SMA lalu
kuliah saya selalu belajar dan mengerjakan tugas dengan rajin disamping
menggemari persib, ayah saya pun melihat kegigihan saya dalam belajar, meskipun
saya menggemari persib tapi pendidikan akedemis saya tidak terganggu sama
sekali, lalu ayah sayapun selalu memberikan ijin saya dalam menonton persib
hingga sampai saat ini dan saya berkata pada ayah saya “Persib Semangat Belajar
Kami”.
Akan tetapi kegalauan terjadi kepada saya ketika november 2014 tahun
lalu, seperti kita tahu bahwa persib masuk babak final ISL yang berlangsung
distadion Jakabaring Palembang. Bobotoh yang dari bandung pun berbondong-bondong
pergi menggunakan bus yang disediakan Viking untuk Tour tersebut, mereka pergi
kamis sore karena final akan berlangsung jum’at malam esok harinya sedangkan
saya sedangan menjalankan UTS (Ujian Tengah Semester) dikampus tempat saya
menuntut ilmu lalu diperparah lagi dengan jadwal UTS hari Jum’at-Sabtu tersebut
saya haru melalkuan UTS 6 matakuliah bebrarti apabila saya berangkat ke
palembang saya haru mengulang atau meminta susulan 6 matkul tersebut, apabila
orang tua saya mengetahui hal ini pasti mereka akan merasa sedih dan kecewa
kepada saya. Lalu saya pun membulatkan tekad agar tetap mengikuti UTS sampai usai, dan merelakan nonton laga final
Persib vs Persipura yang akan menjadi sejarah tersebut. Akan tetapi saya
berharap dengan saya berkorban tidak menonton persib secara langsung, persib
bisa menjadi Juara ISL 2014 dan benar saja itu menjadi kenyataan. Karena saya
tidak mau durhaka kepada orangtua dengan mencitai persib ini dan saya memiliki
prinsip bahwa “Kuliah teu Kaganggu, Nonton Persib Kudu” yang artinya jangan sampai
saat saya menonton persib itu menggangu kuliah saya.
Maknanya:
Apabila
sejak kecil kita menggemari sesuatu dengan serius dan rajin maka yang menentukan
jadi atau tidaknya hal itu dimasa depan adalah Allah Swt, kita hanya bisa berusaha,
berdo’a dan bertawakan saja kepada Allah Swt, seperti misalnya saya dari kecil
memiliki tekad kuat ingin menjadi pemain persib bandung, akan tetapi setelah
saya dewasa saya hanya menjadi seorang bobotoh saja, kita harus berhuznudzon
kedapada Allah Swt, bahwa Allah Swt mempunyai rencana lain dibalik semua itu
dan agar saya tetap memberikan kontribusi kepada persib meskipun menjadi
seorang bobotoh saja.
Membangun
kepercayaan kepada orangtua itu sangatlah butuh perjuangan apalagi terhadap
sesuatu yang kita sukai dan cintai tapi orangtua kita bertolak belakang dengan
kita. Akan tetapi menjaga kepercayaannya jauh lebih sulit lagi, butuh
konsistensi dan kejujuran dari diri kita sendiri. Saya senang sekali
dengan perjalanan hidup saya yang sempat tidak direstui mencitai persib oleh
ayah saya, akan tetapi dari situ saya merasakan bagaimana membangun kepercayaan
itu dan mempertahannkannya tanpa ada yang hancur salah satunya, contonya:
dengan saya mencintai persib maka pendidikan akademik saya menjadi terabaikan,
tapi allhamdulillah itu tidak terjadi pada saya, saya belajar bagaimana cara
bertanggung jawab yang benar terhadap sesuatu yang kita pilih. Saya tidak mau
menjadi durhaka kepada orangtua saya, gara-gara saya berbohong demi mencintai
persib, kalau seperti itu berarti cinta saya terhadap Persib Bandung itu tidak
murni dan suci lagi. Karena orangtua saya melakukan ini semua demi kebaikan
masa depan saya yang cerah.
Mantapp Lurdd
BalasHapus