Rabu, 01 April 2015

“DELISA Kisah Nyata Seorang Anak Korban Tsunami Yang Diangkat Menjadi Film”

        

        Ini dia DELISA kisah nyata seorang anak korban tsunami yang kisahnya di-Film-kan yaitu dengan judul "Hafalan Shalat Delisa’’. Dengan bantuan tongkat gadis itu berdiri di tengah panggung. Kedua bola matanya terlihat berair, dari mulutnya cerita demi cerita tentang peristiwa tsunami delapan tahun silam mengalir. Delisa Sesekali ia terlihat berhenti bercerita, kadang suaranya terdengar terputus-putus, terutama saat menyebut ibunya. Gadis itu adalah Delisa Fitri Rahmadani, ia biasa dipanggil Delisa Salah satu korban tsunami yang kakinya telah diamputasi, Delisa Gadis yang memakai baju putih dan rok berwarna coklat tersebut lahir di Ulee Lheue Banda Aceh, 15 Desember 1997 silam. Di acara refleksi delapan tahun tsunami Aceh yang digelar di Museum Tsunami Aceh siang kemaren, Delisa menjadi pusat perhatian, saat itu saat terjadi Bencana Alam Tsunami di Aceh katanya Delisa masih berusia 8 tahun lebih 15 hari. Ia masih duduk di kelas 2 MIN Ulee Lheue Banda Aceh.Saat musibah tersebut Delisa kehilangan ibunya Salamah, dan juga ketiga saudara kandungnya, Delisa juga kehilangan anggota tubuhnya, yaitu kaki sebelah kanannya yang harus diamputasi. Kata Delisa “Waktu itu kaki saya sudah membusuk. Telapak kaki sudah terkikis dan nampak tulangnya, selama tiga hari setelah tsunami kaki saya hanya diberi betadine saja. Perihpun sangat luar biasa melihat kondisi saya yang speerti itu, salah satu relawan mengatakan bahwa ada dokter dari Australia di Rumah Sakit Fakinah, relawan itu juga bilang kamu harus terima apapun nanti hasilnya, saya pun siap dioperasi pada hari kelima. Kini Delisa menjalani hari-harinya dengan bantuan tongkat dan kaki palsu, delisa tinggal bersama ayahnya Bakhtiar, dan seorang abangnya yang selamat. Ia kini sekolah di SMK 5 Telkom Banda Aceh & masih kelas satu, delisa adalah remaja yg penuh semangat dan energik. Saat masih SMP ia juga pernah mendapat juara umum, gadis itu jg pandai memainkan alat musik keyboard.“Saya berterima kasih kepada Allah yang telah mengambil kaki saya, di luar sana banyak delisa-delisa lain yang mungkin lebih dari saya," ujarnya. Semoga kisah delisa menjadi inspirasi buat kita semua dan tambah semangat buat menjalani hidup ini, dunia itu terus bergerak dengan lajunya.               
     Hafalan Shalat Delisa adalah film drama Indonesia yang dirilis dan ditayangkan pada 22 Desember 2011 yang disutradarai oleh Sony Gaokasak serta diperankan oleh Nirina Zubir dan Reza Rahadian. Film ini diangkat dari novel laris karya Tere Liye dengan judul yang sama dengan film ini. Seluruh pengambilan adegan film ini dibuat di Aceh.                
        Ini diambil dari kisah nyata yang terjadi dari seorang anal yang bernama Delisa diperankan oleh (Chantiq Schagerl), gadis kecil yang sangat periang, tinggal di Lhok Nga, sebuah desa kecil yang berada di tepi pesisie pantai Aceh dan mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman yang diperankan oleh (Reza Rahadian), ayahnya tersebut bertugas dan bekerja di sebuah kapal tanker perusahaan minyak internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi diperankan oleh (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila) dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi). Delisa adalah anak kecil yang masih polos kegiatan sehari-harinya pun adalah bersekolah dan belajar ngaji dimadrasah dekat rumanya. Delisa hanya tinggal dengan ibu dan kakak-kakaknya karena ayahnya selalu berpergian jauh karena pekerjaannya adalah berlayar. Dimadrasah tempat delisa mengaji tersebut delisa diajarkan bagaimana tatacara shalat dan bacaan shalat, yang nanti pada akhirnya delisa akan medapatkan tes ujian praktek shalat oleh pak ustad yang diperankan oleh (Al Fathir Muchtar). Lalu agar delisa lebih semangat dalam belajar praktek dan bacaan shalat umi nya pun berjanji akan memberikan delisa sebuah kalung emas jika delisa berhasil mendapatkan nilai yang bagus dalam ujian praktek shalatnya nanti. Delisa pun rajin menghafalkan bacaan shalatnya disela-sela saat dia bermain dihalaman rumah, delisa sangat senang sekali dan berharap bisa mendapatkan kalung meas tersebut.              
        Pada 26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat sebelum berangkat delisa merengek kepada ibunya agar bisa memakai kalung emas yang akan diberikan kepada delisa, mereka yang sudah berada diluar rumah pun akhirnya uminya dan delisa kembali ke dalam rumah untuk mengambil kalung emas tersebut selang beberapa menit tiba-tiba terjadi gempa yang sangat mengguncang. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara.                  
        Setelah aceh diporak porandakan oleh gempa dan tsunami yang sangat dahsyat delisa berhasil diselamatkan oleh seorang prajurit Angkatan Darat AS yaitu Smith yang diperankan oleh (Mike Lewis), yang ketika itu sedang berpatroli menyisiri pantai untuk mencari dan mengevakuasi para korban, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Lalu delisa pun dibawa ke rumah sakit tempat berkumpul para korban yang dievakuasi, penderitaan Delisa menarik iba banyak orang termasuk seorang relawan dokter wanita asal australia yaitu Kak Sophie yang sangat tulus merawat delisa. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi.. Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana. Smith dan Kak Sophie sangat sayang sekali pada delisa hingga saat delisa sudah kembali kerumah bersama ayahnya smith dan kak sophie sering melihat delisa dan mengajaknya mengobrol dan bermain, dan delisa pun mengajak smith bermain bola. Ada pada satu waktu dimana abi usman memaasakan nasi goreng untuk delisa, akan tetapi delisa tidak mau makan karena nasi goreng yang dibuatkan oleh abi usman itu keasinan dan akhirnya delisa pergi ke dapur umum untuk mencari makanan, tidak disangka delisa pun bertemu dengan Koh acan yang merupakan tetangganya yang bersedia memasakan makanan untuk delisa, hingga delisa pun mau makan dengan lahap.               
        Karena daerah aceh dan sekitarnya sudah pulih kembali, itu pun dibarengi oleh usainya tugas dari smith dan kak sophie yang akan segera kembali ke negara asalnya, ketika sedang berpamitan dengan delisa, kak sophie dan smith pun sangat sedih dan rasanya berat hati meninggalkan delisa akan tetapi kak sophie dan smith berjanji akan sering mengunjungi delisa ke indonesia. Lalu tibalah hari ujian praktek shalat delisa yang pada saat itu sempat tertunda karena aceh tergoncang oleh tsunami, dan akhirnya delisapun lulus ujian praktek shalat dan abi dan delisa pun hidup bahagia dan sudah mengikhlaskan kepergian umi dan para kakaknya.

Hikmah yang bisa kita Petik
        Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan. Meskipun pada awalnya delisa mau belajar hafalan shalat karena ingin diberi hadiah oleh uminya karena delisa masih polos belum mengerti apa pentingnya shalat akan tetapi pada akhirnya delisa pun mengerti. Delisa adalah sosok seorang anak perempuan yang solehah yang sangat kuat dan ikhlas meskipun hanya hidup dengan abinya saja, itu mengajarkan kita bahwa tidak ada yang abadi didunia ini, sekalipun orang yang kita sayangi, itu pasti akan pergi, yang abadi adalah cinta kita kepada Allah Swt maka lakukanlah, sayangilah dan cintailah segala sesuatu atas dasarAllah Swt. Percayalah bahwa cobaan yang kita hadapi itu adalah sesuai dengan kemapuan kita agar kita bisa naik tingkat lagi menjadi manusia yang lebih baik dimata Allah Swt.



2 komentar:

  1. I came back she was still at the front door just shut up and smiled to see.
    suksestoto

    BalasHapus
  2. Cerita nya sama yang the impossible

    BalasHapus