Jumat, 05 Juni 2015

KUE CUBIT JAJANAN DULU, YANG TERUS MERAJALELA

Kue cubit adalah makanan atau jajanan cemilan tradisional asli dari Indonesia. Banyak yang beranggapan bahwa kue cubit pada awalnya muncul di kota Jakarta. Hal ini dikarenakan kepopuleran kue cubit yang banyak bermunculan. Namun, ada yang berasumsi juga bahwa kue cubit berasal dari Bandung karena jajanan yang satu ini juga banyak dijajakan di pinggir jalan kota. Akan tetapi tidak penting berasal dari kota manapun kue tersebut yang penting rasanya manis lezat dan murah meriah.
Asal usul untuk nama kue cubit ini sendiri kurang jelas. Nama kue yang satu ini pun tergoling unik. Ada yang beranggapan nama kue cubit diambil dari cara pembuatannya yang menggunakan alat pencapit.  Saat kue cubit sudah matang, pembuat kue ini biasanya mengambil kuenya dengan cara dicubit dengan sebuah alat pengapit dari cetakannya. Untuk aromanya sendiri, aroma manis akan sangat terasa. Biasanya kue ini disajikan dalam keadaan matang dan setengah matang. Namun, harus dipikirkan kembali karena mengonsumsi kue cubit dalam keadaan setengah matang dapat menggangu proses pencernaan. Biasanya kue ini dijual mulai harga 500 rupiah. Harga yang terbilang sangat murah. Untuk taburan, kue cubit dapat ditaburi dengan berbagai varian taburan mulai dari coklat meses, kacang almond, keju, dan lain sebagainya.
Kue cubit ini sudah ada sejak jaman saya masih duduk di Sekolah Dasar kira-kira pada tahun 2000an kalo tidak salah, pasti pada saat itu setiap saya jajan pas jam istirahat selalu membeli jajanan kue cubit dan disetiap sekolah-sekolah SD pasti selalu ada jajanan kue cubit itu dijajakan, seakan-akan pada jaman itu kue cubit menjadi primadona jajanan rakyat yang sederhana. Akan tetapi seiring berjalannya waktu masyarakat mulai merasa jenuh dan bosan dengan jajanan kue cubit yang rasanya itu-itu saja seiring berjalannya waktu dan tahun kue cubit mulai ditinggalkan oleh para penggemarnya dan hingga nyaris tak terdengar lagi keberadaannya. Beberapa tahun berlalu...


Akhir-akhir ini banyak bermunculan produk olahan berbagai makanan baru di Indonesia, mulai dari produk olahan makanan yang mengusung tema pedasnya rasa cabai, hingga lezatnya martabak dengan berbagai pilihan topping. Begitu juga dengan produk olahan yang mengusung tema green tea. Apa itu green tea? Green tea merupakan suatu jenis teh yang sedang fenomenal saat ini. Teh tersebut merupakan teh asal Cina yang mulai ngetren di Indonesia sejak tahun 2014 lalu. Banyak pengusaha makanan saling berlomba-lomba membuat menu kreasi terbaru menggunakan produk green tea ini. Ya memang, makanan merupakan suatu hal yang selalu dibutuhkan oleh manusia. Tak heran kalo setiap produk olahan yang berhubungan dengan makanan pasti akan laku keras.
Kira-kira dua tahun belakangan ini kue cubit kembali lagi muncul dengan variasi easa yang sangat fresh dan sangat banyak macamnya rasanya lagi yaitu  green tea, thai tea, kokoa, strawberry dan dengan taburan toping yang variatif seperti oreo, tobleron, kismis dan masih banyak lagi. Yang paling banyak menarik perhatian adalah KUE CUBIT GREEN TEA yang sangat fenomenal dan ngehits disemua kalangan masyarakat yang menggemari cemilan dua tahun terakhir ini, tidak tahu siapa yang pertamakali bereksperimen terhadap Kue Cubit Green Tea ini akan tetapi kue ini sekarang sangat banyak dicari oleh masyarakat luas yang penasaran akan citarasanya sehingga harganyapun naik menjadi berkali-kali lipat dari harga biasanya karena tingginya permintaan terhadap kue cubit tersebut. 

Pengalaman pribadi saya pernah membeli Kue Cubit Green Tea kira-kira pada awal tahun lalu di daerah Cilaki Bandung, disitu sangat banyak yang berjualan kue cubit green tea akan tetapi rata-rata yang berjualan sudah beres berjualannya karena laku keras sehingga bahanya pun habis, tersisalah satu pedagang kue cubit green tea dan itupun harus mengantri dulu cukup banyak orang yang ingin membeli kue cubit tersebut sayapun dengan sabar mengantri hingga akhirnya mendapatkan kue cubit green tea yang diinginkan seharga Rp. 14.000 perloyang yang terdiri dari 11 buah kue cubit, sungguh harga yang fantastis untuk sebuah kue cubit yang dulunya hanya jajanan rakyat kecil menengah yang dulu haganya hanya Rp. 5.00 kini kue cubit telah bermetamorfosis menjadi elegan dan bervariatif akan tetapi meskipun kini harganya melambung tinggi kue cubit green tea tetap dicari orang dan menjadi jajanan favorit bagi masyarakat, masyarakat menyebut sebanding harganya meskipun sekarang sangat meningkat drastis tapi sebanding dengan kelezatan rasa yang didapatnya dari Kue Cubit Green Tea itu apalagi bila disajikan dengan keadaan setengah mateng yang meleleh dan menggiurkan lidah para penikmatnya. Kue Cubit Green Tea populer dikota besar yaitu di Bandung dan Jakarta, itu sangat menjadi berkah bagi para pedangan kue cubit yang beralih menyediakan kue cubit green tea agar mendpatkan penghasilan yang lebih dari biasanya, para pedagang seolah mendapatkan resep rahasia yaitu “Green Tea” yang bisa mengubah pendapatan mereka sehari-hari menjadi sangat meningkat.

Kue Cubit Green tea Ini sangat kental dengan Brand Awernes & Merek Jenerik karena yang dulunya hanya kue cubit yang rasanya itu-itu saja kini bila masyarakat atau orang-orang menyebutkan atau medeskripsikan keu cubit, kue cubit itu berwarna hijau dan berasakan Green Tea, dan jika masyarakat membeli kue cubit, maka sekarang menyebutnya “Kue Cubit Green Tea” seolah-olah kini masyarakat mengenal kue cubit itu berwarna hijau greentea dan kue cubit tidak bisa dilepaskan lagi dengan Green Tea, seoalah-olah kedua istilah itu menyatu. Itu disebabkan karena Kue cubit Green Tea feanomenanya membesar dan menjamur dimana-mana, secara serempak dipopulerkan oleh para pedagang kue cubit sehingga langsung tertanam dibenak masyarakat dan dibantu juga dipublish oleh media yang menayangkan program kuliner sehingga produk kue cubit green tea pun berhasil melakukan posisioningnya. Kue Cubit ini bila dihubungkan dengan Periklanan maka termasuk kedalam Tahap Pendewasaan Produk, dimana dahulu masyarakat sudah merasa jenuh dan bosan dengan kue cubit yang warna dan rasanya hanya itu-itu saja, maka diciptakanlah variant rasa baru yang inofatif dan sangat menarik yaitu dengan rasa green tea. Thai tea dan masih banyak lagi maka kue cubit yang dulu biasa-biasa saja dan mulai ditinggalkan oleh para penikmatnya maka kini muncul kembali dengan cita rasa yang inovatif dan bertahan di lidah para penggemarnya yang masih banyak mencari higga saat ini.

Selasa, 02 Juni 2015

Aku & Gadget (Perjalanan, Perubahan, Pergantian Gadget Ku)

        Gadget sudah merupakan nyawa bagi seorang manusia di era modern kemajuan teknologi komunikasi ini, hampir semua manusia tidak bisa lepas dari handphone nya dan selalu menggunakan gadgetnya dalam setiap kebutuhannya, tidak terkecuaili saya sudah menggunakan gadget atau handphone sejak duduk dibangku Sekolah Dasar (Kira-kira kelas 6 SD) saya masih ingat handphone pertama saya adalah merek SIEMENS A51 yang sangat jadul dan tebal handphonenya akan tetapi canggih dan trendi pada masanya saya sangat senang dan bangga sekali ketika bisa memiliki handphone tersebut karane anak-anak yang lain masih jarang yang memiliki handphone. Lalu ketika saya menduduki bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) saya dibelikan handphone merek MOTOROLA W 180 yang lebih canggih karena layarnya sudah berwarna dan bentuk desain handphonenya sangat lumayan modern pada masanya yang dilengkapi mp3 dan radio. 
        
       Ketika kenaikan kelas 3 SMP saya mendapatkan hadiah sekalian ganti handphone lama yaitu merek SONY ERICSSON W810 karena saya mendapatkan nilai rapor bagus dan masuk 10besar dikelas, handphone tersebut sudah sangat lengkap aplikasinya karena dilengkapi kamera, walkman merupakan aplikasi musik yang eksklusip dan browsher pada masanya. Menggunakan handphone Sony Ericsson tersebut hingga saya duduk dikelas 11 SMA (Sekolah Menengah Akhir) memah cukup lama saya menggunakan merek handphone disaat teman-teman saya yang lain sudah menggunakan handphone merek BlackBerry saya belum berganti handphone karena faktor sudah nyaman dengan handphone lama dan saya tidak terlalu mengikuti trend saat itu karena saya menganggap itu bukan prioritas utama bagi saya. Akan tetapi saat saya naik ke kelas 12 SMA saya dibelikan handphone NOKIA X2-00 karena orangtua saya kasian dengan saya yang handphonenya masih jadul sedangkan adik saya yang perempuan sudah menggunakan handphone blackberry.




        Saya pun bersyukur bisa memiliki handphone baru yang kameranya jauh lebih bagus yaitu 5 megapixel dan dilengkapi aplikasi canggih yang lainnya, hingga saya menginjak bangku perguran tinggi  semester 1 pun saya masih menggunakan handphone nokia tersebut. Hingga akhirnya saya mengganti handphone saya pada saat naik ke semester 2 dengan merek BLACKBERRRY CURVE 8520 karena faktor saya sering tidak tahu mengenai info kelas, matakuliah, tugas kuliah dan lain-lain yang sering dishare di group blacberry dan untuk kemudahan berkomunikasi saya dengan teman kuliah karena sering sekali menanyakan pin BB kepada saya. Setelah satu tahun 6 bulan kira-kira saya menggunakan handphone BlackBerry tersebut pada tahun 2014 bulan maret saya masih ingat itu, saya mengganti handphone blackberry saya dengan handphone smartphone denga merek SMARTFREN ANDROMAX I2 setelah saya menabung cukup lama dan ingin bisa memiliki android yang lengkap tapi harganya terjangkau, karena saya mengakui kalau harus membeli IPHONE saya tidak mampu dan menurut sayamubazir jika masih ada yang lebih terjangkau, saya pikir seluruh kebutuhan sudah lengkap ada dalam smartpohene I2 saya yang hingga saat detik ini masih saya gunakan untuk kebutuhan informasi sehari-hari. 
     
 
        Dalam seminggu saya hampi setiap saat dan setiap waktu menggunakan smartphone saya seperti chatting bbm atau line dengan teman atau pacar, mengecek timeline instagram, browshing berita update seputar berita politik dan dunia sepakbola khususnya berita Persib Bandung yang merupakan tim favorit saya. Saya memiliki Media Sosial Twitter, Line, BBM, Path, Instagram. Memang pada saat pertama memiliki akun media sosial tersebut semua akun saya on kan akan tetapi semakin kesini saya sudah mulai jenuh, hingga saya memutuskan jarang sekali melihat Twitter dan Path hingga saya meng log-out nya karena pusing dan kebanyakan akun, hanya sesekali saja saya melihatnya juga supaya bisa menghemat paket dan batrai. Karena sekarang-sekarang ini saya lebih menyukain Instagram yang menurut saya tampilannya lebih simpel, tidak ribet dan tidak membosankan, di Instagram saya biasanya melihat timeline dari akun-akun yang lucu, penuh humor dan meme yang kadang lucu atau sekedar quotes galau dan membangun motivasi, saya juga setiap melakukan aktivitas yang menurut saya tidak mainstream dan saya baru melakukannya, maka saya akan mengupload foto saya tersebut ke Instagram seperti ke tempat-tempat yang saya kunjungi atau moment yang sangat penting sekalipun.
Twitter & Line : Yushao08
Instagram         : @Yushao09
Path                   : Yusha Nurhadyan

        Saya menghabiskan uang Rp. 64.000,00 per-bulan untuk kebutuhan smartphone karena saya menggunakan paket SmartPlane Silver yang sudah termasuk kuota internet 2GB, 100 sms, 10 menit telpon ke operator lain dan 1000 menit telpon ke sesama smartfren dan bonus internet malam 5GB. Itu sudah sangat cukup bagi saya untuk memenuhi kebutuhan informasi dan menunjang mobilitas saya dalam berkomunikasi dengan siapapun dan dalam kebutuhan apapun. 
Saya pribadi termasuk kedalam kriteria:

JOINERS
Karena saya memiliki sosial media hanya untuk bisa menjalin hubungan baik dengan teman-teman yang dekat maupun jauh, saudara dan mengikutin trend semata. Jarang mengupoad jika tidak ada yang terlalu penting, hanya membalas komen saja jika ada yang memberikan komentar duluan, jika tidak ada yang komen tidak akan komen duluan.
SPECTATORS
Saya lebih sering menikmati dan melihat, membaca upload dari orang lain baik itu di twitter, instagram maupun path tanpa meng komennya paling juga nge-love atau retweet tidak seaktif pengguna sosial media yang lainnya.
INACTIVES
Saya menggunakan sosial media atau broshing diinternet hanya untuk sekedar kegiatan ringan atau saat ada keperluan seperti tugas, karena saya pada dasarnya tidak suka membaca apalagi bila harus membaca blog, kecuali saya memliki keperluan untuk hal itu. Saya menggunakannya biasa-biasa saja dan sewajarnya tidak akti seperti orang-orang lain.

Senin, 18 Mei 2015

My Diary 14 May 2015

        Kegiatan aku pada hari Kamis, 14 Mei 2015 tidak berbeda jauh dengan kegiatan ku sehari-hari. Kira-kira pukul 03.30 wib subuh hari aku sudah terbangun dari tidur nyenyakku yang dibangunkan oleh alarm yang berdering dari smartphone ku karena aku harus membangunkan pacar aku yang akan melaksanakan shaum/puasa penggati ramadhan tahun lalu, akupun menelpon pacar untuk membangunkan dirinya saur, setelah kira-kira dengan 4 kali menelpon akhirnya dia (pacarku) bangun juga, lalu dia pun melaksanakan makan saur sementara saya sambil menunggu dia saur saya pun tidur-tiduran sambil masih terasa kantuk, kamipun menjalani komunikasi dengan melalui Line agar dia terasa ada yang menemani saurnya. Tidak lama setelah beberapa menit terdengarlah suara adzan shubuh akupun bergegas mengambil air wudu dan melaksanakan shalat subuh setelah beres akupun membaca sedikit ayat suci al-qur’an agar bisa menyejukan hati dan bisa mendekatkan diri dengan Allah SWT. 
       Setelah selesai aku pun kembali berkomunikasi melalui Line dengan pacar ku setelah selesai sedikit bercanda sayapun kembali melakuan aktivitas tidur yang sempat terpotong. Kira-kira pukul 08.30 pagi aku bangun dari tidur, lalu membereskan tempat tidur lalu pergi ke wc untuk cuci muka, menyikat gigi dan lain-lain. Setelah itu saya membereskan kamar, ruang tv, kamar tamu yang kebetulan berada diantai 2 rumah ku yang itu memang menjadi daerah kewajiban ku untuk disapukan dan dipel, setelah beres semua dan sudah bersih akupun langsung bergegas ke wc kembali untuk mandi setlah itu akupun ganti baju dan siap-siap, lalu aku memanaskan kendaraan motorku karena moto itu mesinnya harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan setiap hari agar mesinnya tetap terawat, setelah itu aku makan sarapan pagi dengan menu sederhana nasi, perkedel jagung kesukaan dan ayam goreng ditambah minuman energen lalu akupun lahap memakannya sampai habis. Setelah bers makan akupun pamit kepada mamah tercinta untuk pergi kerumah pacar untuk melihat kondisinya, yang pada satu hari sebelumnya yaitu hari rabu pacar ku baru saja jatuh dari motor di sekitar jalan BEC (Bandung Eletronik Center) dia (pacar ku) mengalami luka kecil dibagian kaki kanan dan kiri, dan telapak tangan disebelah kiri dan bengkak di betis kaki, dia jatuh disebabkan oleh tumpukan tanah yang masih berserakan dijalan dan keadaan jalan yang basah setelah hujan. Akupun bergegas pergi kerumahnya, setelah sampai dirumahnya dia pun membukakan pintu rumah, lalu aku dipersilahkan masuk kedalam rumahnya akupun salam kepada keduaa orang tuanya, neneknya dan kakak nya dan mengobrol-ngobrol sedikit dengan mereka, setelah itu aku dan pacar pun duduk dan mengbrol diruang tamu rumahnya, dia pun merasakan kesakitan ditangannya saat luka ditangannya ditetesi betadin, sayapun mengelus kepalanya karena kasian kepada dia yang merasakan kesakitan, pacar sayapun bersandar dipundak saya, lalu sayapun mengajakannya bercanda agar dia melupakan kesakitannya.
        Setelah jam 12.00wib tiba aku pun melaksanakan ibadah shalat dzuhur setelah beres aku pun pamit pergi kepada pacar saya dan keluarganya untuk pergi ke kampus untuk melakukan latihan rutin yang dilakukan setiap hari di kampus yaitu latihan Longser Modern karena aku adalah aktornya yang akan tampil pada 21-22 Mei 2015 dalam pagelaran LSBS UNISBA (Lingkung Seni Budaya Sunda Unisba) yang berjudul “Ucing Anjing Parebut Asin”. Aku pun berangkat ke kampus biru dari rumh pacar dengan menggunakan tunggangan motor, setelah tiba dikampus akupun memakirkan motor terlebih dahulu terliha sekali keadaan kampus biru sangat sepi sekali karena kebetulah hari ini bertepatan dengan hari Libur nasional. Aku pun berjalan menuju SC (Student Center) karena disanalah tempat kami latihan Longser, sebelum latihan seperti biasa aku dan teman-teman Lsbs lainnya mengambil alat-alat music tradisional sunda seperti kendang, saron, bonang dan gitar ke SC untuk mengiringi kami bermain longser dan mengangkut properti yang lainnya yang mendukung artistik dalam longser modern ini, setelah semuanya beres dan semua orang yang terlibat dalam Longser seperti aktor dan pemusik berkumpul kamipun melakukan terlebih dahulu pemanasan agar bisa relax dan tidak terjadi ketegangan dan cedera saat sedang melakukan latiha, dan akhirnya latihanpun dimulai, pas waktu ashar tiba kamipun break latihan untuk melakukan shalat ashar dan istirahat sebentar sebelum latihan di lanjutkan, tidak teras waktu berlalu dan latihanpun selesai kira-kira pukul 17.30 wib, setelah latihan selesai aku pun bebrgegas pulang kerumah, tibalah aku dirumah kira-kira pukul 18.00wib lalu akupun melaksanakan shalat magrib dan membaca sedikit ayat al-qur’an, setelah beres sayapun lalu pergi ke wc untuk mandi karena badan ini sudah terasa lengket karena dipenuhi keringat. Setlah beres mandi aku pun tidur tiduran di kasur untuk bersantai sertelah melakukan aktivitas yang lumayan padat ini di hari libur ini, akupun sambil memainkan smartphone seperti membuka twitter, melihat instagram dan akhirnya akupun nge Line pacar untuk menanyakan keadaannya kita pun line an dengan asik, hingga tiba waktu adzan isya aku pun shalat isya terlebih dahulu, setelah beres aku pun menonton tv untuk mendapatkan hiburan agar mengilangkan penat dan cape seperti biasa akupun menonton acara Ini Talk Show di Net Tv karena itu merupakan tontonan televisi yang sangat ringan dan menghibur yang para pengisi acaranya seperti Sule, Andre, Parto, Haji Bolot, Mang Saswi dan Yujen yang sangat pintar sekali membuat penontonnya tertawa dan merasa senang. Tidak terasa menonton dengan seru acaranya pun selesai dan waktu sudah menunjukan pukul 21.00 wib, sayapun menelphone pacar dan kami pun telponan dan mengobrol, bercanda dan saling menanyakan eadaan dan aktivitas apa saja yang telah masing-masing lakukan pada satu hari ini, kamipun telphonan hingga larut malah dan tidak sadar sampai saya larut tertidur pulas sementara telphone masih menyala.

Minggu, 05 April 2015

"Di Pesantrenlah Saya Belajar IKHLAS"

        Pesantren mahasiswa dan pesatren calon sarjana tentu sudah tidak asing lagi bagi kalangan mahasiswa UNISBA (Universitas Islam Bandung) karena itu ada dalam matakuliah PAI 2 bagi seluruh Fakultas di Unisba dan merupakan kewajiban yang harus ditempuh mahasiswa sebagai kelanjutan dari mentoring dan pesantren tersebut sebagai syarat agar mahasiwa nantinya bisa mengikuti sidang skripsi, sidang BTAQ (Baca Tulis Qur’an) dan sidang-sidang lainnya, pesantren tersebut sebagai ciri khas dari UNISBA sebagai perguruan tinggi yang bernafaskan islami dan sudah dilaksanakan sejak jaman dahulu unisba berdiri selain ciri khas yang lainnya adalah matakuliah Pendidikan Agama Islam (PAI)  yang ada dari semester 1 sampai dengan semester 7 disemua Fakultas yang ada di UNISBA.
        Termasuk saya yang sudah mengikuti Pesantren Mahasiswa pada tahun 2013 dua tahun silam. Sebelumnya saya mengikuti mentoring selama 8x pertemuan lalu saya mengikuti ujian mentoring dan allhamdulillah saya pun lulus ujian mentoring dengan nilai “B” dan berhak melanjutkan studi keagamaan saya dengan mengikuti Pesantren mahasiswa, saya mengikuti pesantren mahasiswa itu tepat pada waktunya yaitu pada semester 2, ketika saya melihat daftar peserta pesantren mahasiswa gelombang 5 disitu sama sekali tidak ada nama peserta yang berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi (disiplin ilmu yang saya tempuh) terutama kaum laki-lakinya, saya sempat merasa malas mengikuti pesantren karena takut disana tidak memiliki teman karena tidak ada rekan se-fakultas, akan tetapi saya berpikir kembali bahwa saya harusnya bersyukur sudah mendapatkan jatah untuk mengikuti pesantren ini dibandingkan teman-teman saya yang harus mengulang mentoring dan melaksanakan pesantren tahun depan.
        Waktu itu hari senin pagi hari sekali kira-kira pukul 05.30wib saya pergi ke tempat diadakannya pesantren yaitu di kampus UNISBA 2 yang terletak di ciburial-bandung dengan diantarkan saudara saya menggunakan motor, karena persyaratan pesantren itu sendiri, mahasiswa tidak diperbolehkan membawa kendaraan sendiri untuk menghindari perbuatan yang tidak diinginkan. Setelah sampai disanapun saya seperti orang yang kebingungan karena benar-benar sendirian tidak ada teman dekat, saya melihat mahasiwa yang lain bisa menjalankan pesantren bersama rekan sefakultasnya atau bahkan dengan para sahabatnya.
        Akan tetapi ada salah satu mahasiswa yang datang menghapiri saya lalu mengajak saya ngobrol dan mengajak saya kenalan, karena ternyata diapun sendirian karena teman-teman yang lainnya belum datang. Namanya adalah Hasnan dari Fakultas Syariah seangkatan dengan saya (2012). Kami pun mengobrol banyak tentang bidang studi masing-masing yang ditempuh, tentang Unisba, tentang pesantren ini dan masih banyak lagi yang kita bicarakan, dan ternyata saya dan hasnan itu satu kamar waktu pesantren lalu. Lalu hasnan pun tidak ragu mengenalkan saya dengan para teman kelasnya yang waktu itu mengikuti pesantren bareng, saya pun tidak merasa khawatir lagi akan merasa kesepian dipesantren karena mereka (Hasnan&teman-temannya) sangat welcom sekali terhadap orang baru mereka kenal seperti saya ini, lalu mereka sangat asik sekali diajak berbicara masalah apapun termasuk membicarakan soal agama islam. Memang dua hari pertama saya merasa tidak betah karena saya tidak dengan rasa ikhlas dalam menjalankan pesantren ini, saya hanya mengeluh dan ingin segera pulang saja. Akan tetapi teman-teman saya yang lain begitu semangatnya mengikuti pesantren ini mereka terlihat sangat nyaman dan khusyu sekali dikala sedang beribadah, lalu melihat begitu saya pun berusaha beradaptasi agar ikhlas dalam menjalankan pesantren ini, ternyata benar saja begitu luar biasa sekali pesantren mahasiswa itu, karena dari mulai sepertiga malam kita sudah diajak untuk beribadah shalat tahajud, tausiyah dan tadarus al qur’an, padahal biasanya saya sedang tertidur pulas dirumah, lalu shalat subuh, lalu dipagi harinya berolahraga bersama, lalu masuk ke kelas masing-masing untuk mendapatkan materi keagamaan dari para dosen, siang hari hingga sore hari kita belajar bagaimana belajar al-qur’an yang baik dan benar sesuai tajwidnya dan mengkajinya. Sunggu luar biasa pengalaman yang saya bisa dapatkan ini, dari mulai saya bangun tidur hingga tidur kembali dimalam hari dipenuhi dengan keislaman disetiap jamnya, diajarkan bagaimana bisa makan bersama semua mahasiwa yang mengikuti pesantren dan antri saat sedang mengambil makanan, yang biasanya apabila saya ingin makan itu sudah ada tidak perlu antri.
        Tujuh hari kira-kira saya mengikuti kegiatan pesantren mahasiwa tersebut dan pada saat hari ujian tiba saya seperti diberi keajaiban karena dengan mudahnya mengisi soal-soal ujian, meskipun pada malam harinya memang saya dan teman-teman sekamar itu belajar bareng terlebih dahulu, saling bertanya dan saling membantu. Hingga sayapun mendapatkan nilai yang memuaskan dan dinyatakan “Lulus” pesantren mahasiswa, akan tetapi itu tidak terlalu penting, yang penting justru pengalaman yang berharga yang saya dapatkan ketika sedang menjalankan kegiatan pesantren mahasiwa.



Maknanya:
       Saya jangan takut bila mencoba melakukan hal baru, apalagi jika itu demi kebaikan saya dan bila ada didalam jalan Allah Swt. Melakukan segala sesuatu hal itu haru dilakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan apapun atau mengharapkan mendapatkan apapun, kecuali untuk mendapatkan ridho dari Allah Swt. Karena segala sesuatu yang dijalankan secara tidak ikhlas itu hanya akan menyiksa diri kita saja dan tidak ada nilainya sama sekali dimata Allah Swt.
       Percayalah dibalik segala kekurangan kita ini, ada orang lain diluar sana yang ingin  berteman atau menjadi teman kita. Kita tidak boleh mengabaikannya, dan kita pun jangan memilih-milih teman, bergaulah dengan siapapun, ambil perilaku baik dari teman kita dan saling mengingatkan lah disaat kita atau teman kita bersikap salah atau berda dalah jalan yang salah. 

Sabtu, 04 April 2015

"Aku & Persib"

      Nama lengkap saya YUSHA NURHADYAN lahir dikota Banjar (ciamis) 9 oktober 1994 dari dua bersaudara allhamdulilah saya bisa menjadi anak yang pertama dan saya seorang laki-laki tulen. Nama yang diberikan oleh kedua orangtua untuk saya mempunyai arti yaitu YUSHA/YUSA= YUceu (YUCEU YULIANTINI) itu merupakan nama ibu kandung saya, Asep (ASEP MERANSYAH NOOR)  itu merupakan nama ayah kandung saya jadi nama saya adalah gabungan dari nama kedua orangtua saya. Mungkin maksudnya adalah mereka menyatukan namanya di nama buah hatinya yang sangat mereka cintai dan NURHADYAN adalah diambil dari bahasa arab yang artinya “Cahaya Petunjuk Allah Swt” orangtua ingin saya menjadi anak yang soleh, cerdas, berani, berwibawa, bijaksana dan agamis.       
        Mengapa saya sangat cinta dengan PERSIB BANDUNG? Padahal saya bukan orang bandung asli saya lahir diBanjar akan tetapi saya dibesarkan di kota kembang ini dan saya merasa sudah sangat cinta dengan kota Bandung dari segi budaya, cuaca, agama dan Persib bukan hanya milik bandung tetapi juga milik jawabarat, indonesia bahkan mendunia.      
         Mencintai dan mendukung Persib Bandung adalah “HAK bukan KEWAJIBAN” artinya adalah Hak sesuatu yang boleh kita ambil dan dijalankan berarti siapapun yang cinta terhadap persib  mereka sudah mengambil Hak mereka masing-masing. Kewajiban adalah sesuatu yang wajib kita laksanakan seperti kewajiban dalam agama adalah shalat dan kuliah kewajiban kita sebagai mahasiswa. Mendukung persib itu tidak boleh sama sekali ada paksaan kareana mendukung persib itu harus “Make Manah!” (Pakai Hati).      
        

        
        Saya pertama kali mengenal Persib Bandung itu sejak duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar mendengar cerita dari orang-orang sekitar saya seperti teman-teman disekolah dan para tetangga padahal disitu sama sekali saya belum mengerti tentang permainan sepakbola dan dikeluarga saya sama sekali tiadak ada yang menyukai sepakbola. Betapa bangga dan keluh kesahnya orang-orang disekitar saya itu saat bercerita tentang Persib Bandung baik saat tim kebanggaan jawabarat itu menang maupun sedang mederita kekalahan dan disitu saya mulai tertarik dengan yang namanya Persib Bandung.          
        Saya mulai meminta kepada kedua orang tua untuk dibelikan baju Persib dan ingin dimasukan kedalam Sekolah Sepak Bola karena ingin mengenal lebih jauh tentang dunia sepakbola. Pada saat itu saya di masukan ke SSB lokal yang ada didaerah rumah saya yaitu SSB PSKJ (Persatuan Sepakbola Karamat Junior ) sangat bahagia dan gembira selayaknya perasaan anak kecil pada umumnya yang saya rasakan pada waktu itu dan jika ada yang bertanya soal cita-cita kepada saya dengan bangganya saya menjawab ingin menjadi pemain sepakbola Persib Bandung.      
        Ketika beranjak besar kira-kira pada waktu saya duduk dibangku kelas 6 SD (Sekolah Dasar) saya mulai meminta agar diizinkan menonton langsug Persib distadion akan tetapi Ayah saya menolak mentah-mentah dan tidak memberikian izin kepada saya, karena yang Ayah saya ketahui tentang persib adalah selalu rusuh dalam setiap pertandingan dan itu sangat berbahaya bagi saya, dan pada dasarnya ayah saya tidak mengerti dan tidak suka dengan olahraga sepakbola. Sampai kelas 2 smp pun saya tidak pernah merasakan bagaimana menonton persib di stadion, saya kadang selulu minder ketika teman-teman disekolah saya menceritakan bagaimana serunya menonton pertadingan persib distadion dan jika mendengar teman saya yang nonton persib ke stadion bersama kedua orangtuanya saya langsung merasa iri.  
        Lalu tibalah dimana saya diperbolehkan menonton langsung kestadion itu berkat “Aa andi” dia adalah saudara saya yang sudah dewasa yang berusaha meminta ijin baik-baik dan menjelaskan sedikit kepada ayah saya lalu hingga saya di ijinkan. Lalu saya pun menonton langsung ke stadion dengan ditemani “Aa andi” adalah pada tahun 2008 distadion siliwangi badung tapi sayangnya Persib dikalahkan Persija dengan skor 2-3, walaupun pertama kalinya saya menonton langsung ke stadion harus diwarnai dengan kekalahan persib akan tetapi menurut saya itu sangat berkesan karena pertama kalinya saya bisa hadir langsung ditengah-tengan ribuan bobotoh yang mendukung persib secara langsung. Disitu saya merasakan atmosfer yang sangat hebat berjoged dan bernyanyi bersama menyanyikan lagu atau yel-yel, kadang berteriak tujuannya adalah untuk menyemangati para pemain persib yang sedang bertanding. Pada saat pertandingan usai semua bobotoh merasa kecewa dan marah dengan kekalahan yang dialami persib apalagi harus kalah di kandang sendiri dan ditangan persija yang dikenal sebagai musuh bubuyutan sejak jaman dahulu, para oknum bobotoh sampai ada yang melempari kepolisian yang berjaga dilapangan dan menghancurkan pagar tribun hingga sampai ada yang melakukan aksi bakar-bakaran di tribun stadion. Pada saat itu suasana distadion sangat mencekam seusai pertandingan berlangusung, saya sangat merasa ketakutan karena pertama kalinya saya hadir distadion harus diwarnai oleh kericuhan. Akan tetapi saya tidak akan pernah kapok untuk untuk hadir kembali ke stadion mendukung secara langsung Maung Bandung yang sedang bertanding, karena saya yakin seiring berjalannya waktu para bobotoh akan lebih dewasa dalam hal berfikir dan bertindak demi kebaikan Persib Bandung itu sendiri. Terbukti hingga saat ini makin banyak saja para kaum wanita dan anak-anak yang hadir langsung menyaksikan pertandingan persib di stadion itu berarti bobotoh semakin tertib sehingga memberikan rasa aman kepada siapa saja yang ingin mendukung langsung tim Maung Bandung yang sedang bertanding secara bersama-sama.        Pada saat pulang kerumah ayah saya senang sekali karena saya bisa pulang dengan selamat akan tetapi beliau mengultimatum saya agar jangan menonton persib lagi, akan tetapi “Aa andi menjelaskan sedikit kedapa ayah saya bahwa kerusuhan yang terjadi berlangsung sebentar dan kami langsung buru-buru keluar stadion dan kerusuhan tersebut bukan terjadi di tribun tempat kami menonton lalu polisi pun dengan cepat mengatasi kerusuhan tersebut. Lalu saya berungkap bahwa ‘’kalo satu kali lagi saya menonton ke stadion dan suporternya rusuh lagi, maka ayah sayah boleh cabut ijin saya menonton selalma-lamanya”, lalu ayah saya meng iya-kannya. Disitu saya mulai fakum menonton persib karena saya akan menghadapi Ujian Nasional (UN) Smp, sayapun belajar dengan giat dan rajin dan allhamdulillah sayapun mendapatkan nilai UN Smp yang memuaskan yaitu 36,50. Hingga saya masuk SMA lalu kuliah saya selalu belajar dan mengerjakan tugas dengan rajin disamping menggemari persib, ayah saya pun melihat kegigihan saya dalam belajar, meskipun saya menggemari persib tapi pendidikan akedemis saya tidak terganggu sama sekali, lalu ayah sayapun selalu memberikan ijin saya dalam menonton persib hingga sampai saat ini dan saya berkata pada ayah saya “Persib Semangat Belajar Kami”. 
     Akan tetapi kegalauan terjadi kepada saya ketika november 2014 tahun lalu, seperti kita tahu bahwa persib masuk babak final ISL yang berlangsung distadion Jakabaring Palembang. Bobotoh yang dari bandung pun berbondong-bondong pergi menggunakan bus yang disediakan Viking untuk Tour tersebut, mereka pergi kamis sore karena final akan berlangsung jum’at malam esok harinya sedangkan saya sedangan menjalankan UTS (Ujian Tengah Semester) dikampus tempat saya menuntut ilmu lalu diperparah lagi dengan jadwal UTS hari Jum’at-Sabtu tersebut saya haru melalkuan UTS 6 matakuliah bebrarti apabila saya berangkat ke palembang saya haru mengulang atau meminta susulan 6 matkul tersebut, apabila orang tua saya mengetahui hal ini pasti mereka akan merasa sedih dan kecewa kepada saya. Lalu saya pun membulatkan tekad agar tetap mengikuti UTS  sampai usai, dan merelakan nonton laga final Persib vs Persipura yang akan menjadi sejarah tersebut. Akan tetapi saya berharap dengan saya berkorban tidak menonton persib secara langsung, persib bisa menjadi Juara ISL 2014 dan benar saja itu menjadi kenyataan. Karena saya tidak mau durhaka kepada orangtua dengan mencitai persib ini dan saya memiliki prinsip bahwa “Kuliah teu Kaganggu, Nonton Persib Kudu” yang artinya jangan sampai saat saya menonton persib itu menggangu kuliah saya.

Maknanya:
        Apabila sejak kecil kita menggemari sesuatu dengan serius dan rajin maka yang menentukan jadi atau tidaknya hal itu dimasa depan adalah Allah Swt, kita hanya bisa berusaha, berdo’a dan bertawakan saja kepada Allah Swt, seperti misalnya saya dari kecil memiliki tekad kuat ingin menjadi pemain persib bandung, akan tetapi setelah saya dewasa saya hanya menjadi seorang bobotoh saja, kita harus berhuznudzon kedapada Allah Swt, bahwa Allah Swt mempunyai rencana lain dibalik semua itu dan agar saya tetap memberikan kontribusi kepada persib meskipun menjadi seorang bobotoh saja.      
        Membangun kepercayaan kepada orangtua itu sangatlah butuh perjuangan apalagi terhadap sesuatu yang kita sukai dan cintai tapi orangtua kita bertolak belakang dengan kita. Akan tetapi menjaga kepercayaannya jauh lebih sulit lagi, butuh konsistensi dan kejujuran dari diri kita sendiri.            Saya senang sekali dengan perjalanan hidup saya yang sempat tidak direstui mencitai persib oleh ayah saya, akan tetapi dari situ saya merasakan bagaimana membangun kepercayaan itu dan mempertahannkannya tanpa ada yang hancur salah satunya, contonya: dengan saya mencintai persib maka pendidikan akademik saya menjadi terabaikan, tapi allhamdulillah itu tidak terjadi pada saya, saya belajar bagaimana cara bertanggung jawab yang benar terhadap sesuatu yang kita pilih. Saya tidak mau menjadi durhaka kepada orangtua saya, gara-gara saya berbohong demi mencintai persib, kalau seperti itu berarti cinta saya terhadap Persib Bandung itu tidak murni dan suci lagi. Karena orangtua saya melakukan ini semua demi kebaikan masa depan saya yang cerah. 

Rabu, 01 April 2015

“DELISA Kisah Nyata Seorang Anak Korban Tsunami Yang Diangkat Menjadi Film”

        

        Ini dia DELISA kisah nyata seorang anak korban tsunami yang kisahnya di-Film-kan yaitu dengan judul "Hafalan Shalat Delisa’’. Dengan bantuan tongkat gadis itu berdiri di tengah panggung. Kedua bola matanya terlihat berair, dari mulutnya cerita demi cerita tentang peristiwa tsunami delapan tahun silam mengalir. Delisa Sesekali ia terlihat berhenti bercerita, kadang suaranya terdengar terputus-putus, terutama saat menyebut ibunya. Gadis itu adalah Delisa Fitri Rahmadani, ia biasa dipanggil Delisa Salah satu korban tsunami yang kakinya telah diamputasi, Delisa Gadis yang memakai baju putih dan rok berwarna coklat tersebut lahir di Ulee Lheue Banda Aceh, 15 Desember 1997 silam. Di acara refleksi delapan tahun tsunami Aceh yang digelar di Museum Tsunami Aceh siang kemaren, Delisa menjadi pusat perhatian, saat itu saat terjadi Bencana Alam Tsunami di Aceh katanya Delisa masih berusia 8 tahun lebih 15 hari. Ia masih duduk di kelas 2 MIN Ulee Lheue Banda Aceh.Saat musibah tersebut Delisa kehilangan ibunya Salamah, dan juga ketiga saudara kandungnya, Delisa juga kehilangan anggota tubuhnya, yaitu kaki sebelah kanannya yang harus diamputasi. Kata Delisa “Waktu itu kaki saya sudah membusuk. Telapak kaki sudah terkikis dan nampak tulangnya, selama tiga hari setelah tsunami kaki saya hanya diberi betadine saja. Perihpun sangat luar biasa melihat kondisi saya yang speerti itu, salah satu relawan mengatakan bahwa ada dokter dari Australia di Rumah Sakit Fakinah, relawan itu juga bilang kamu harus terima apapun nanti hasilnya, saya pun siap dioperasi pada hari kelima. Kini Delisa menjalani hari-harinya dengan bantuan tongkat dan kaki palsu, delisa tinggal bersama ayahnya Bakhtiar, dan seorang abangnya yang selamat. Ia kini sekolah di SMK 5 Telkom Banda Aceh & masih kelas satu, delisa adalah remaja yg penuh semangat dan energik. Saat masih SMP ia juga pernah mendapat juara umum, gadis itu jg pandai memainkan alat musik keyboard.“Saya berterima kasih kepada Allah yang telah mengambil kaki saya, di luar sana banyak delisa-delisa lain yang mungkin lebih dari saya," ujarnya. Semoga kisah delisa menjadi inspirasi buat kita semua dan tambah semangat buat menjalani hidup ini, dunia itu terus bergerak dengan lajunya.               
     Hafalan Shalat Delisa adalah film drama Indonesia yang dirilis dan ditayangkan pada 22 Desember 2011 yang disutradarai oleh Sony Gaokasak serta diperankan oleh Nirina Zubir dan Reza Rahadian. Film ini diangkat dari novel laris karya Tere Liye dengan judul yang sama dengan film ini. Seluruh pengambilan adegan film ini dibuat di Aceh.                
        Ini diambil dari kisah nyata yang terjadi dari seorang anal yang bernama Delisa diperankan oleh (Chantiq Schagerl), gadis kecil yang sangat periang, tinggal di Lhok Nga, sebuah desa kecil yang berada di tepi pesisie pantai Aceh dan mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman yang diperankan oleh (Reza Rahadian), ayahnya tersebut bertugas dan bekerja di sebuah kapal tanker perusahaan minyak internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi diperankan oleh (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila) dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi). Delisa adalah anak kecil yang masih polos kegiatan sehari-harinya pun adalah bersekolah dan belajar ngaji dimadrasah dekat rumanya. Delisa hanya tinggal dengan ibu dan kakak-kakaknya karena ayahnya selalu berpergian jauh karena pekerjaannya adalah berlayar. Dimadrasah tempat delisa mengaji tersebut delisa diajarkan bagaimana tatacara shalat dan bacaan shalat, yang nanti pada akhirnya delisa akan medapatkan tes ujian praktek shalat oleh pak ustad yang diperankan oleh (Al Fathir Muchtar). Lalu agar delisa lebih semangat dalam belajar praktek dan bacaan shalat umi nya pun berjanji akan memberikan delisa sebuah kalung emas jika delisa berhasil mendapatkan nilai yang bagus dalam ujian praktek shalatnya nanti. Delisa pun rajin menghafalkan bacaan shalatnya disela-sela saat dia bermain dihalaman rumah, delisa sangat senang sekali dan berharap bisa mendapatkan kalung meas tersebut.              
        Pada 26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat sebelum berangkat delisa merengek kepada ibunya agar bisa memakai kalung emas yang akan diberikan kepada delisa, mereka yang sudah berada diluar rumah pun akhirnya uminya dan delisa kembali ke dalam rumah untuk mengambil kalung emas tersebut selang beberapa menit tiba-tiba terjadi gempa yang sangat mengguncang. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara.                  
        Setelah aceh diporak porandakan oleh gempa dan tsunami yang sangat dahsyat delisa berhasil diselamatkan oleh seorang prajurit Angkatan Darat AS yaitu Smith yang diperankan oleh (Mike Lewis), yang ketika itu sedang berpatroli menyisiri pantai untuk mencari dan mengevakuasi para korban, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Lalu delisa pun dibawa ke rumah sakit tempat berkumpul para korban yang dievakuasi, penderitaan Delisa menarik iba banyak orang termasuk seorang relawan dokter wanita asal australia yaitu Kak Sophie yang sangat tulus merawat delisa. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi.. Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana. Smith dan Kak Sophie sangat sayang sekali pada delisa hingga saat delisa sudah kembali kerumah bersama ayahnya smith dan kak sophie sering melihat delisa dan mengajaknya mengobrol dan bermain, dan delisa pun mengajak smith bermain bola. Ada pada satu waktu dimana abi usman memaasakan nasi goreng untuk delisa, akan tetapi delisa tidak mau makan karena nasi goreng yang dibuatkan oleh abi usman itu keasinan dan akhirnya delisa pergi ke dapur umum untuk mencari makanan, tidak disangka delisa pun bertemu dengan Koh acan yang merupakan tetangganya yang bersedia memasakan makanan untuk delisa, hingga delisa pun mau makan dengan lahap.               
        Karena daerah aceh dan sekitarnya sudah pulih kembali, itu pun dibarengi oleh usainya tugas dari smith dan kak sophie yang akan segera kembali ke negara asalnya, ketika sedang berpamitan dengan delisa, kak sophie dan smith pun sangat sedih dan rasanya berat hati meninggalkan delisa akan tetapi kak sophie dan smith berjanji akan sering mengunjungi delisa ke indonesia. Lalu tibalah hari ujian praktek shalat delisa yang pada saat itu sempat tertunda karena aceh tergoncang oleh tsunami, dan akhirnya delisapun lulus ujian praktek shalat dan abi dan delisa pun hidup bahagia dan sudah mengikhlaskan kepergian umi dan para kakaknya.

Hikmah yang bisa kita Petik
        Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan. Meskipun pada awalnya delisa mau belajar hafalan shalat karena ingin diberi hadiah oleh uminya karena delisa masih polos belum mengerti apa pentingnya shalat akan tetapi pada akhirnya delisa pun mengerti. Delisa adalah sosok seorang anak perempuan yang solehah yang sangat kuat dan ikhlas meskipun hanya hidup dengan abinya saja, itu mengajarkan kita bahwa tidak ada yang abadi didunia ini, sekalipun orang yang kita sayangi, itu pasti akan pergi, yang abadi adalah cinta kita kepada Allah Swt maka lakukanlah, sayangilah dan cintailah segala sesuatu atas dasarAllah Swt. Percayalah bahwa cobaan yang kita hadapi itu adalah sesuai dengan kemapuan kita agar kita bisa naik tingkat lagi menjadi manusia yang lebih baik dimata Allah Swt.



Minggu, 22 Maret 2015

"Warung Ria-Rio 87" Ayam Bakarnya Mantap Euy!

        Pertama kali saya tau tempat makan “RiaRio 87’’ ini adalah pada waktu itu kira-kira tiga tahun yang lalu saat saya masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) saya diajak makan oleh sahabat saya Fikri., pada waktu itu saat pulang sekolah saya diajak makan siang oleh dia akan tetapi saya menolaknya karenna saya tidak punya banyak uang untuk makan makanan enak, tapi fikri meyakinkan saya ‘’hayu sa da marurah, sapuluh rebu ge mahi geus jeung nginum” artinya dengan uang sepuluh ribupun cukup sudah termasuk minum. Mendengar begitu saya pun tertarik

ingin mencobanya, lalu sayapu pergilah ke tempat makan tersebut dengan teman teman yang lainnya. Setelah tiba ditempatnya saya pun baru sadar karena tenpat makan ini adalah berada dipinggir jalan yang setap hari saya melewatnya akan tetapi saya baru menyadarinya bahwa tepmpat ini adalah tempat makan tepatnya berada di daerah jalan phh. Mustofa tepat sebelum perempatan pahlawan. Pada saat memesan makanan saya pun mengikuti pesanan makanan yang fikri pesan yaitu pecel telor, nasi, kol goreng dan es teh manis. Setelah makanan tiba ternyata pecel telor itu adalah telor dadar yang digoreng dan didampingi oleh bumbu pecel mentimun serta lalapan dan kol goreng, ternyata rasanya nikmat sekali karena sebelumnya saya belum pernah mencoba yang namanya bumbu pecel karena yang saya tahu bumbu pecel itu pedas tapi bumbu pecel khas ria rio ini rasanya sedikit pedas dan manis gurih apalagi bila ditambahkan kecap, jujur saya lahap sekali dan cepat sekali makannya karena saya terkesima pada saat pertama kali mencoba bumbu pecel yang pas di lidah saya, ternyata pada saat selesai makan saya pun membayar makanan dan betul sata dengan menu yang saya pesan adalah pas sepuluh ribu rupiah, tentu saya merasa gembira sekali karena saya merasa kenyang tapi tidak mencidrai isi dompet saya.
        

        Setelah itu hampir setiap kali saya keluar jalan bareng atau main bareng sahabat-sahabat saya meskipun itu nonton ke bioskop contohnya ke BIP (Bandung Indah Plaza) pasti pada saat waktu makan atau ketika sudah beres nonton/main langsung pergi ke “Warung Ria Rio 87” untuk bersantap makanan, warungnya memang sangat sederhana dengan tempat yang lumayan besar kira-kira cukup untuk 20 orang yang makan, yang saya suka dari warung ini adalah murah meriah sekali sebading pula dengan rasanya, pelayanan raman dan cepat, contohnya saja saat saya datang saya langsung ke kasir menulis pesanan, setelah pesanan ditulis, karyawan yang bagian memasakpun langsung sigap membuatkan makanan, setelah saya duduk minuman yang saya pesan pun sudah datang disiapkan oleh karyawan yang lainnya, menu yang biasa saya pesan bisa dibilang favorit saya sampai saat detik ini adalah ayam bakar+kol goreng+es teh manis, kira-kira hanya menunggu kurang lebih sepeluh menit makanan yang saya pesan pun datang, ayam bakarnya tidak terlalu besar tapi sedang tapi sangat gurih manis sekali apalgi bila dipadukan dengan kol goreng dan kecap mantap sekali mengenyangkan perut dan ketiga menu yang saya pesan itu hanya tiga belas ribu lima ratus rupiah, harganya sangat pas sekali bagi saya yang hanya seorang mahasiswa. Setelah kuliah pun saya sering sekali makan di warung ria rio tersebut, hampir seminggu dua kali makan di warung tersebut, hingga saya memiliki pacar lalu saya coba ajak pacar saya makan di ria rio dengan menu favorit saya ternyata pacar saya sangat menggemarinya karena pada dasarnya saya dan pacar saya suka makan-makanan yang manis terutama ayam bakar yang dilumuri banyak kecap. karena saya dan pacar saya hampir setiah hari berangkat dan pulang kuliah bareng jadi kami pun setelah pulang kuliah selalu mampir ke warung ria-rio untuk menyantap menu favorit kita berdua kira-kira hampir seminggu itu tiga kali mampir ke warung ria-rio.        

        Karena kedekatan pacar saya dengan ibunya pacar saya pun senantiasa menceritakan tempat makanan/ makanan-makanan yang sangat enak kepada ibunya, termasuk menceritakan warung ria-rio ini, ibu pacar sayapun penasaran dengan makanan yang ada di warung ria-rio hingga ibu pacar saya bilang kalo nanti saya dan pacar saya sedang makan di warung ria-rio maka ibu pacar saya minta dibelikan makanannya untuk disantap dirumah, setelah semua anggota keluarga pacar saya mencoba makanan yang ada di warung ria-rio tanggapan mereka pun positif baik terhadap rasa maupun harganya, yang unik adalah setiap saya akan main kerumah pacar saya, maka pacar saya selalu menelpon saya karena keluarganya nitip ingin dibelikan makanan yang di warung ria-rio karena pada dasarnya perjalanan dari rumah saya ke warung ria-rio lalu ke rumah pacar saya itu searah jalan jadi supaya sekalian jalan.